Tepat jam 11.15 pagi gue nulis cerita ini. Hari ini semua nyoblos caleg partai. Ini kedua kalinya gue nyoblos. Keadaan disini rame, padet, penuh wajah wajah tua. Sedikit kursi yang disediakan gk sesuai dengan kuota pengunjung. Meja panitia KPPS berisi 5 orang. Meja saksi berisi 5 orang dan 3 kursi saksi terlihat kosong.
Setiap orang sibuk ngobrol masing masing sembari nunggu panggilan. Lama banget rasanya. Beberapa dari peserta bertahan tanpa obrolan, fokus mendengarkan. Sedikit anak kecil ikut menemani orangtuanya. Mayoritas disini berbahasa jawa. Dari sini terlihat perawakan tim sukses berwarna hijau (kalian tau partai apa). Tim sukses yang asik berfoto, serambi mengawasi keadaan sekitar. Terlihat juga anggota polisi dan anggota senkom turut mengawasi keadaan sekitar TPS.
Tabung coblos hanya terdiri 4 buah. Sedikit sekali untuk warga komplek yang segini banyak. Kasihan bagi warga yang sejenak ninggalin pekerjaannya. Menunggu beberapa jam hingga nama terpanggil. Termasuk gue yang mulai merasa tak nyaman, bosan. Duduk aja bisa bikin capek dari pada kerja.
Kenapa sih harus terus menerus nyoblos. Kalian tau gk, di komplek gue banyak pendatang. Banyak dari mereka gk ngurus surat pindah. Alhasil golput, merasa males ngurus KTP. Banyak keadaan seperti ini terjadi disetiap daerah. Tau gk hak suara bisa dipermainkan dengan uang, jabatan/golongan, sandang pangan. Gk sedikit disini yang berekonomi menengah kebawah. Sebuah keadaan yang bisa dimanfaatkan oleh oknum tertentu.
Kenapa sih makin tahun makin banyak caleg bermunculan, makin banyak partai. Ditahun berikutnya sebanyak apa lagi?
Mau sampe kapan sistem pemilihan begini dilakukan! Sampe kapan sistem partai di kerjakan! Dalam masa kampanye saja banyak uang berhamburan! Nominalnya mungkin mencapai T. Dari pada ramai ingin jadi pemimpin, kenapa gk ramai ramai bantuin warga.
Hanya segini yang dapat gue utarakan. Berhubung nama gue telah dipanggil. Cerita gue hentikan sampai disini.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon