ade

Opera Van Dagel

Opera Van Dagel karya Hendriyanto (Om Badut).
Diuji saat perayaan 17an di Pondok Empat, Banjarbaru, Kalsel.

Opera Van Dagel

Opera Van Dagel - Pengawal, Raja, Ratu
Alkisah dahulu kala di sebuah kerajaan Banjar Banyu Asin berkuasa seorang raja yang sangat tampan, gagah dan berwibawa. Sang raja mempunyai seorang istri yang sangat cantik, kekayaan yang berlimpah dan kekuasaan yang sangat luas. Tetapi sang raja selalu merasa ada yang kurang dalam dirinya, sehingga dia selalu mencari cari hakiki hidup yang sebenarnya. Dan menyamarlah dia.

Suatu ketika dalam pengembaraannya di tengah perjalanan, bertemulah dia dengan seorang yang tua dan berpenampilan sangat beda dengan adat yang di kenakan oleh rakyatnya. Sehingga bertanyalah sang raja.

Raja     : “Wahai kisanak, siapakah engkau? mengapa engkau berpakaian yang lain dengan rakyat di sini. Aneh bagiku.”

Orgtua : “Ngger, apakah ini aneh bagimu? tetapi tidak aneh bagi Allah. Aku tau ngger maksud ke inginanmu. Pasti engkau sedang mencari-cari makna kehidupan.”

Raja     : “Lho tahu aja kamu, sok tau deh...”

Orgtua : “Ya ia lah ... kasian deh lo ...”

Raja/ortu : “Ngakak” ( Hahahaha )

Raja     : “Dah udah, begini kisanak, aku mempunyai tujuan yaitu ingin hidup bahagia selamanya tidak di bebani tahta, harta, dan wanita.”

Orgtua : “Wee la dalaah. Ngger ... gampang itu.”

Raja     : (Binggung)

Orgtua : “Sekarang kamu berjalan ke arah timur, di sana ada desa yang bernama Banjar Anyar. Penduduknya  masih sedikit. Carilah disana pusaka KALIMASODO dan kamu akan menemukan apa yang kamu inginkan. Tetapi ingat ngger, selama dalam perjalanan apabila banyak bertemu kejadian-kejadian aneh yang batinmu menolak itu, maka lanjutkan perjalananmu.”

Singkat cerita, sang raja akhirnya berjalan ke arah timur dan tiba-tiba di tengah perjalanan ia bertemu

Kaisar  : “Penonton ... , Kiss Smile” ( serentak joget cesar)
Opera Van Dagel - Goyang Cesar muda-mudi Pondok Empat
Raja     : “Garuk-garuk kepala” (sang raja meneruskan perjalanannya)

Dan tiba-tiba lagi, bertemulah dengan pengemis yang sedang meminta belas kasih pada seorang raja.

Pengemis        : “Kisanak, kasihanilah aku. Dua hari aku belum makan!”

Raja     : “Gue aja laper” ( sambil berbisik kearah penonton )

            “Pak, aku mau tanya bisa kah engkau tunjukan dimana letak pusaka kalima sodo?”

Pengemis : “Ahaa... ini” ( sambil menunjukan mangkok )

“Ayo ikut aku, dengan pusaka ini kamu bisa makan kenyang”

Sang raja ingat pesan orang tua dan terus melanjutkan perjalanan sehingga sampai sang raja lelah dan beristirahat di bawah sebuah pohon sambil memandang ke arah sawah. yang menguning dan siap dipanen. Tiba-tiba ada seseorang yang melihat ketampanan sang raja, dia adalah seorang kaya raya, yang memiliki banyak harta, sawah, para pembantu, mobil mewah dan seorang anak yang cantik.

Org Kaya         : “Hay anak muda, sedang apa disini?”

Raja     : “Aku sedang istirahat dan akan melanjutkan mencari pusaka KALIMASODO. Apa nama desa ini tuan?”

Org kaya         : “Ini desa Gambaot, semua sawah ini milikku. Aku orang terkaya didesa ini. Hartaku berlimpah (bergumam) hm ... (bungas lalu). Aku punya seorang anak wanita yang cantik, maukah engkau menikahi anakku? Nanti engkau akan kuwarisi semua hartaku. Lupakanlah pusaka itu, engkau lebih pantas menjadi orang kaya”

Raja     : “Terimakasih tuan, mohon maaf saya sudah ditawari banyak kesenangan. Mohon maaf sekali lagi, saya harus melanjutkan perjalanan”

Org kaya         : “laah dalaah. Kepiye toh bocah iki ... Arep dikei kepena’ malah nolak, dasar wong edan! Wes, kono kono, goleo pusakamu” (mikir sambil garuk garuk kepala)

Raja     : (tersenyum)

Singkat cerita sang raja telah sampai di perkebunan karet dan bertemu dengan penduduk disitu

Raja     : “Maaf pak, apa nama desa ini?”

Penduduk        : “Banjar Anyar mas! Cari siapa yah?”

Raja     : “Aku mencari pusaka KALIMOSODO. Taukah engkau letaknya? Katanya ada didesa ini.”

Penduduk        : (bingung) “Wah aku gk tau nih. Coba aja tanya disana ada tukang ojek, mungkin mereka tau. Soalnya tukang ojek suka nganterin orang mencari sesuatu”

Raja     : “Thank you, sampai jumpa yah!”

Tiba-tiba sang raja bertemu lagi dengan sosok yang sangat aneh.

Badut   : “Jamaah”

Penonton         : “eee”

Badut   : “Oo...jamaah. Alhamdulilah”

(badut beraksi+sulap)
Opera Van Dagel - Om Badut

Sang raja dalam ketersimaannya bertanya-tanya dalam hati

Raja     : “Kalimat apa yah yang diucapkan wong edan mau, asing bagiku. Seakan akan dia memberi petunjuk bahwa aku harus pergi kearah barat”

Dan akhirnya sang raja harus pergi ke arah barat, singkat cerita bertemulah dia dengan kepala dukuh setempat. Beliau sang dukuh adalah orang yang ramah. Nama beliau paman Misgi.

Panjang lebar sang raja menceritakan perjalanannya, maksud tujuannya dan tidak disangka-sangka ternyata paman Misgi adalah seorang yang mempunyai kekuatan batin dan bisa membaca masa depan. Berkatalah paman Misgi kepada sang raja

Paman Misgi   :  “Saudaraku dengarkan! Besok desa ini akan berdiri kerajaan ratu adil, umbul-umbulnya dari daun pisang kering. Walaupun dari daun pisang kering, tetapi tidak bisa kuat orang yang membawanya. Kecuali orang yang mempunyai darahnya putih nak. Saudaraku pergilah engkau kearah selatan, disana engkau akan mendapatkan apa yang kamu cari.

Setelah berpamitan pergilah sang raja kearah selatan, sesampai disana sang raja bertemu dengan penduduk-penduduk yang ramah dan mengucapkan lafaz

Penduduk        : “Assalaamualaikum”

Raja     : (bingung, dalam hati) “Ucapan apakah itu? Aneh bagiku. Seumur hidupku belum pernah mendengarnya”

Dan sang raja akhirnnya dipersilahkan untuk beristirahat disebuah pendopo, yang mana disitu berkumpul orang tua, penduduk, pemuda-pemuda, wanita dan anak kecil. Semuanya duduk rapi menghadap kebarat. Tak lama kemudian terdengar suara adzan. Dan menambah kebingungan sang raja.

Yusa     : (Adzan)

Raja     : (dalam hati) “apa ini?”

Tak lama kemudian penduduk itu melakukan gerakan aneh yang dipimpin oleh seseorang. Sang raja menunggu sampai selesai dan dengan rasa bertanya-tanya sang raja bertanya kepada salah seorang penduduk.

Raja     : “Apa yang kalian lakukann tadi?”

Penduduk        : “Kami baru saja melakukan solat berjamaah”

Raja     : “Apa itu solat?”

Penduduk        : “Solat itu wajib bagi orang muslim baik laki-laki atau perempuan. Solat adalah wujud pendekatan kita dengan Allah Sang Pencipta Alam Semesta. Dalam sehari, solat dilakukan 5 kali pada waktu-waktu tertentu. Dan bagi orang muslim yang melaksanakan solat, akan dijanjikan oleh Allah surga, tempat kebahagiaan yang kekal selama-lamanya”

Raja     : “Woow ... ohh gitu yaa!”

Penduduk        : “Ya ia donk!”

Raja     : “Okelah kalo begitu. Aku diajarkan solat donk!”

Penduduk        : “Baiklah, nanti aku akan  berikan engkau kitab pelajaran solat, kita mengaji bersama-sama”

Singkat cerita, sang raja sudah 10 hari didesa tersebut. Banyak ilmu solat yang dia pelajari dari kitab solat, hingga akhirnya dia menemukan lafaz dalam kitab tersebut. Yang tulisannya Ashaduallailla haillauloh waas haduanna muhammadarrosululloh. Sang raja terkejut dan terkesima. Matanya terus menatap tajam pada tulisan tersebut, hatinya bergetar dan perlahan sang raja mengucapkan kalimat-kalimat tersebut hingga berkali-kali.

Raja     : “(Baca syahadat). Ahaa, inilah yang selama ini aku cari-cari. Inilah pusaka itu. Wujudnya bukan benda, tetapi suatu ucapan yang membekas dalam hatiku. Yang membuat hatiku bergetar. Seolah-olah aku dekat dengan yang memiliki aku

Akhirnya sang raja beserta penduduk disitu bersama-sama mengerjakan solat, mengaji hingga berbulan-bulan. Dan suatu ketika berkatalah sang raja kepada ustad.

Raja     : “Bapak, sudah berbulan-bulan aku disini. Aku ingin pulang kenegaraku dan mengajak istri dan anak-anakku untuk solat dan mengaji”

Sang bapak yang ternyata adalah orang tua yang dijumpai sang raja, yang menunjuk mencari pusaka kalimosodo. Akhirnya membuka kedoknya

Raja     : “ohh... panjenengan toh yang menyuruh aku mencari pusaka KALIMOSODO”

Orgtua : “Masalah buat loh”

Raja/orgtua     : (Tertawa ngakak)

Orgtua : “Jangan lupa yah, rakyatmu juga diamarma’rufi”

Raja     : (bingung)

Raja     : “Ok, jadi panjenengan tau aku seorang raja?”

Orgtua :  “hahaha...hahaha”

Akhirnya raja pulang kekerajaan Banjar Banyu Asin. Sesampai disana mengajak istri dan anak-anaknya solat dan mengaji, diikuti penduduknya.

Singkat cerita raja memindahkan kerajaan Banjar Banyu Asin ke Banjar Anyar dan mendirikan kerajaan disana.

Rakyatnya hidup makmur, sejahtera, sederhana dan merasa aman. Dan akhirnya kerajaan Banyu Anyar dengan ibu kota bernama Pondok Empat menjadi kerajaan yang mansyur di seantero. Rakyat bersuka cita.

Kaisar : (keluar, joget cesar)

Sekian, cerita ini hanyalah sebuah cerita yang mungkin bisa mengilhami kita untuk tetap bersemangat mencari tujuan dan berusaha mencapai tujuan tersebut. Semoga sukses 
Pemain Opera Van Dagel - Pemuda kelompok Pondok Empat
Previous
Next Post »